Banyak pesan moral
yang terkandung dari cerpen-cerpen Indonesia. Misalnya, Awaliya Nur Ramadhan
melalui cerpennya yang berjudul “Permintaan Sebuah Diary”. Dia menitipkan pesan
moral akan pentingnya keluarga dan perhatian orang tua kepada anak. Dalam
cerpennya itu, dia menggambarkan seorang anak bernama Dilla yang sangat
kesepian meskipun hidupnya tercukupi oleh ayahnya. Tapi, sayangnya sang ayah
selalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga pada suatu hari Dilla memutuskan pergi
dari rumah dan mencari Bundanya.
Ketika Dilla
sedang duduk termenung di taman kota, terdengar suara teriakan sang ayah yang
senang karena telah menemukan Dilla. Tapi, Dilla tak ingin diajaknya pulang
karena masih kesal dengan ayahnya yang tak pernah mengerti apa maunya.
Akhirnya, Dilla pergi meninggalkan ayahnya di taman kota.
Di tengah
perjalanannya, kakinya terhenti di depan rumah kecil yang berada di bawah
jembatan. Diketuknya pintu itu. Tapi taka da jawaban dari dalam rumah. Tak
sengaja, tiba-tiba pintu rumah terbuka dengan sendirinya karena sang pemilik
rumah tak mengunci pintu. Dibukanya pintu itu, dan betapa terkejutnya Dilla
saat mendapati seorang wanita separuh baya tergeletak pingsan di depannya.
Dilihatnya orang itu, dan ternyata itu Bunda Dilla. Dirawatnya wanita itu
hingga sehat. Setelah Bundanya sehat, Dilla memutuskan untuk kembali pulang ke
rumah karena khawatir meninggalkan ayahnya sendirian di rumah.
Seperti biasa, Dilla mencurahkan isi hatinya
pada sebuah diary, buku harian kecil yang selalu menemaninya. Tiba-tiba pintu
kamar terbuka, cepat-cepat Dilla menyembunyikan diarynya di bawah bantal.
Ternyata itu ayah Dilla yang begitu senang mendapati anak semata wayangnya
kembali pulang. Diajaknya Dilla untuk berbicara. Tapi karena Dilla yang masih
kesal pada ayahnya hingga tak kuat menahannya, tiba-tiba dilla terjatuh
pingsan. Dibawalah Dilla ke Rumah Sakit.
Sesampainya
di Rumah Sakit, ayah Dilla begitu terkejut ketika sang dokter menyatakan
penyakit leukimia Dilla yang sudah dideritanya sejak 2 tahun lalu kembali
kambuh. Dengan perasaan bersalah karena gagal sebagai ayah, dihampirilah Dilla
yang sedang terbaring lemah di ranjangnya. Ditanyanya apa yang sebenarnya Dilla
inginkan. Tak sempat Dilla melanjutkan kata-kata keinginannya, Tuhan sudah
mencabut nyawanya dan sang ayah tak pernah tahu apa yang Dilla inginkan selama
ini. Hingga pada suatu hari sang ayah menemukan diary milik Dilla di kamarnya.
Dibacanya perlahan masing-masing halaman dan akhirnya sang ayah tahu apa yang
Dilla inginkan selama ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar